di kudus juga ada lho bekas kerajaan mataram dahulu.makanya jika anda bosan berwisata di tempat terkenal di kudus seperti colo,rahtawu,GOR dll. kita dapat mencari alternative lain seperti berwisata ke makam pangeran puger disana selain wisata juga kita dapat bernostalgia mengamati sejarah sambil berwisata.
MAKAM PANGERAN PUGER
BUKAN GAMBAR MAKAM SEBENARNYAmakan sunan puger terletak di jalan pangeran puger desa demaan kecamatan kota kudus. ukuran panjang makam 265 cm, lebar makamnya 110 cm, tingginya 100 cm,sedangkan luas bangunanya 134,56 m2 dan luas tanah 512,96 m2. untuk nisannya dari kayu jati dengan tebal 12 cm, lebar 35 cm, dan tingginya 40 cm. bahannya dri kramik dan nisannya kayu jati kuno. menurut tulisan di pintu masuk makam, tahum pembuatan makan pangerran puger 1928. makam pangeran puger semula pesarean, dan sekarang digunakan untuk ziarah ,dan merupakan milik pemerintah dan dikelola oleh pengurusnya.
nama asli pangeran puger adalah raden kunawi dari Mataram. pangeran puger pernah menjadi senopati di kerajaan demak saat terjadi perang saudara merebutkan kekuasaan. karena rekayasa singopadon (makamnya di desa singocandi kudus ) ia dipenjara di demak. setelah kluar dari penjara pangeran puger mulai berguru pada sunan kudus, namun rasa bencinya kpada singopadon tetap terpendam. smasa hidupnya ia dikenal sbagai mubaligh,dermwan dan sosiawan. untuk mengenang jasa beliau, maka stahun skali pada tanggal 17 asyruro diadakan upacara khoul/buka luwur pangeran puger.
makm pangeran puger ber dampingan dgn makam istrinya dan brada di dalam satu bangunan kuncup. dalam cungkup di kelilingi kelambu (luwur) warna hijau. pada hari sabtu pahing 4-1-1992 diadakan pamugaran dan telah diresmikan oleh bupati kudus H. Soedarsono.
tu kan ga' ada salahnya kita berwisata ke tempat wisata sperti ini malahan asyikan mengisi libur sehari ,2 hari untuk melihat tempat bersejarah dulu
dicuplik dari :peninggalan sejarah dan purbakala kabupaten kudus, dinas pariwisata dan kebudayaan kudus 2009
pengepost : candra windu k
0 komentar:
Posting Komentar